đ Give And Give Bukan Take And Give
Take& Give Rabu, 16 Mei 2018. Mengampuni. Sejujurnya persoalan mengampuni ini bukanlah hal yang mudah bahkan terlalu berat dan sukar apalagi saat diperhadapkan pada persolan berat yang melibatkan orang lain yang menurut kita merupakan penyebab permasalahan yang kita hadapi. Akan tetapi ketika kita tak mampu menemukan lagi jalan keluar dari
c Giving suggestion. d. Condition sentence. 13. The expressions below are for accepting suggestion, except. . a. I'd better not. Supaya ilmunya tetap berkah, tetap kunjungi dan dukung blog-blog dengan konten original bukan blog pencuri konten. Ibarat berbelanja, belilah barang halal di toko atau penjual amanah, bukan dari para
Iplan to give you hope and a good future. BBE: For I am conscious of my thoughts about you, says the Lord, thoughts of peace and not of evil, to give you hope at the end. MSG: I know what I'm doing. I have it all planned out--plans to take care of you, not abandon you, plans to give you the future you hope for.
However i feel like i want to continue to update my blogger as it is a diary of my life. Sometime, there is a moment in our life that we want to capture every single memories that we create. However, most of the memories we can't help to remember that. Like, two of my favorite quote "Take care of all your memories. For you cannot relive them."
Accordingto Rina, nearly 110,000 pregnant women have registered for the Covid-19 vaccination through MySejahtera and to date, 11,000 of them have been given their appointment dates.
LifeLesson Quotes. Quotes tagged as "life-lesson" Showing 1-30 of 736. "If there's a thing I've learned in my life it's to not be afraid of the responsibility that comes with caring for other people. What we do for love: those things endure. Even if the people you do them for don't". â Cassandra Clare. tags: life , life-lesson , love
Terjemahanfrasa TAKE AND GIVE dari bahasa indonesia ke bahasa inggris dan contoh penggunaan "TAKE AND GIVE" dalam kalimat dengan terjemahannya: Jadi ada take and give ,
Tidaknyata, tapi ADA by Yosephin IR Simbolon on Thursday, May 10, 2012 at 1:03am Terkadang aku berpikir, kenapa aku harus menangis, tertawa, marah, sakit hati, dendam, dan iri?
Hyper Materialistic - matre ekstrim akut kalau yang ini, udah ekstrem banget, udah mirip Tenryuubito di One Piece. mungkin masih ada keturunan dengan Firngaun kali ya..
. Take and give atau memberi dan menerima adalah bagian penting di dalam sebuah hubungan, baik pertemanan, persahabatan, percintaan atau persaudaraan. Keseimbangan dalam take and give menunjukkan bahwa hubungan yang sehat telah terbentuk. Sebaliknya, tanpa take and give, hubungan yang Anda miliki tidak sehat dan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional Anda. Apa itu take and give? Berdasarkan kamus Cambridge, take and give artinya adalah kesediaan untuk menerima saran dari orang lain dengan mengorbankan sebagian pendapat Anda. Take and give di dalam hubungan artinya adalah kesediaan untuk menerima atau merelakan pendapat, materi, perhatian, ataupun kasih sayang, yang merupakan dinamika penting di dalam membangun suatu hubungan yang sehat. Baik dalam pertemanan maupun hubungan romantis, take and give adalah sesuatu yang akan menjaga hubungan tetap baik. Tentunya take and give dengan teman atau pasangan, tidak harus selalu berarti dalam kadar takaran yang sama sebanyak 50-50, karena seseorang mungkin lebih cenderung sebagai pemberi di dalam hubungan dan yang lainnya sebagai penerima. Hal yang paling penting dalam take and give adalah adanya timbal balik yang dapat diterima satu sama lain, agar hubungan kedua belah pihak menjadi lebih harmonis. Bagaimana jika tidak ada take and give dalam hubungan? Hubungan yang sehat dirancang untuk take and give, dimana kedua pasangan bekerja sama untuk saling memberikan dukungan, dorongan, dan kasih sayang selama menghadapi berbagai tantangan. Kedua pasangan secara alami akan berganti peran menjadi âpendukungâ atau âyang didukungâ saat bersama-sama menghadapi masalah besar dan kecil di dalam kehidupan. Tetapi, jika tidak ada take and give, artinya di dalam hubungan tersebut salah satu pihak terus-menerus berperan menjadi pemberi dan yang lainnya hanya sebagai penerima. Ini menyebabkan hubungan tidak lagi seimbang dan sehat secara mental atau emosional. Ketidakseimbangan take and give akan menyebabkan Penerima taker mungkin merasa tertekan jika pasangan terus-menerus melakukan kebaikan kepada mereka. Taker mungkin merasa tidak nyaman karena seseorang selalu berkorban untuknya. Di sisi lain, cepat atau lambat pemberi giver mungkin akan mulai merasa semua yang telah dilakukannya tidak dihargai atau diakui. Ini adalah fenomena yang dikenal sebagai âirrecoverable costâ atau âbiaya yang tidak dapat dipulihkanâ. Giver merasa bahwa segala sesuatu yang telah Ia investasikan bagi pasangannya baik waktu, kasih sayang, dan energi tidak ada hasilnya. Akhirnya, giver akan merasa semua yang dilakukannya sia-sia dan harga diri mereka akan turun. Dalam kondisi yang lebih parah, hubungan tidak seimbang antara taker dan giver kadang-kadang juga dikenal sebagai hubungan terjerat enmeshed relationship. Orang yang berada dalam hubungan ini mungkin seorang pecandu atau memiliki gangguan narsistik. Kata terjerat didefinisikan sebagai terlibat dalam situasi bermasalah yang sulit dilepaskan. Dalam hubungan ini, salah satu individu dapat menyerahkan identitas dirinya dan bahkan kebahagiaan mereka untuk mencoba memuaskan pasangan yang penuh tuntutan. Seorang individu yang berada di dalam hubungan terjerat, seringkali bahkan tidak menyadari bahwa hubungan yang dijalaninya tersebut sebenarnya disfungsional atau rentan terhadap konflik. Baca Juga Tips Agar Hubungan Tetap Langgeng dan Romantis Dampak take and give yang tidak seimbang dalam hubungan Jika Anda terlibat dalam hubungan terjerat tanpa take and give yang seimbang, mungkin Anda akan memiliki pengalaman berikut ini 1. Menyembunyikan perasaan Anda Anda mungkin belajar menyembunyikan emosi dan perasaan yang sebenarnya agar pasangan tidak menunjukkan emosi negatif seperti sedih, marah, atau kecewa. Anda mungkin akan lebih memilih untuk berpura-pura semuanya baik-baik saja daripada harus mengungkapkan perasaan Anda, walaupun sebenarnya Anda merasa terluka secara emosional. 2. Mengambil tanggung jawab penuh Saat Anda terlibat dalam hubungan terjerat tanpa take and give yang seimbang, Anda hanya berperan sebagai pemberi dengan mengambil tanggung jawab penuh untuk menjaga pasangan dan membuat hidup mereka lebih mudah bahkan jika harus dengan usaha Anda sendiri. Anda juga merasa bertanggung jawab untuk menjaga perasaannya agar pasangan tidak marah atau meledak. Sementara pasangan mungkin tidak menyadari kebutuhan Anda dan hanya terus meminta dan menuntut lebih banyak waktu dan perhatian Anda. 3. Ketergantungan pada pasangan Hubungan terjerat juga dapat membuat Anda merasa terisolasi dan ketergantungan pada pasangan untuk sekadar melakukan interaksi dasar manusia. Anda mungkin mulai melepaskan hubungan dengan teman atau keluarga dan hanya menjadikan pasangan sebagai pusat dunia Anda. 4. Berusaha keras menjadi sempurna Hubungan dengan take and give yang tidak seimbang juga dapat membuat Anda ingin melakukan segalanya dengan sempurna agar tidak mengecewakan pasangan. Seringkali hal ini mengarah pada kebutuhan obsesif untuk mengendalikan semua aspek situasi untuk mencapai kesempurnaan yang ideal. Baca JugaMengenal Jenis-Jenis Konflik Interpersonal dan Cara Menyelesaikannya8 Ide Bahan Pembicaraan yang Netral dan Tidak Bikin TersinggungSuka Menyalahkan Orang Lain, Kenali Apa itu Proyeksi Psikologi Cara menjaga hubungan sehat dengan take and give Untuk mengembangkan hubungan yang melibatkan take and give secara sehat, harus ada timbal balik yang ditandai dengan terkadang Anda menjadi pemberi dukungan dan di lain waktu, menjadi penerima dukungan. Berikut ini cara menjaga hubungan sehat dengan take and give 1. Bersikap baik dengan siapa pun Anda berhubungan Tunjukkan sikap berterima kasih, berikan dukungan yang diperlukan dan sampaikan kritik yang membangun serta hindari bersikap negatif seperti meremehkan atau tak acuh. 2. Jadilah pendengar yang baik Berikan perhatian tulus dengan bertanya apa saja yang terjadi di kehidupan mereka, tunjukkan bahasa tubuh penuh perhatian melalui kontak mata dan komentar yang berkaitan. Bersikaplah empati dan jangan memberikan nasihat kecuali diminta. 3. Bersikap terbuka Membuka diri dengan mengungkapkan pengalaman dan kekhawatiran pribadi dapat membangun keintiman dengan teman-teman dan pasangan. Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki tempat khusus dalam hidup Anda, dan itu dapat memperdalam hubungan. 4. Bisa dipercaya Bersikap bertanggung jawab serta dapat diandalkan adalah kunci untuk membentuk hubungan yang kuat. Penuhi komitmen yang telah Anda buat dan jaga rahasia yang telah dipercayakan kepada Anda. 5. Meluangkan waktu Agar hubungan dapat terjalin dengan baik, berusahalah meluangkan waktu untuk menghubungi atau bertemu secara teratur. Menginvestasikan waktu untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang-orang di sekeliling Anda akan memperkuat hubungan dan membangun rasa nyaman. Jika Anda sering membayangkan situasi sosial terburuk yang membuat Anda enggan berhubungan dengan orang lain, maka latihan mindfulness mungkin dapat membantu. Yoga dan praktik relaksasi pikiran-tubuh lainnya juga dapat mengurangi kecemasan dan membantu dalam menghadapi situasi yang membuat Anda merasa gugup, termasuk saat take and give tidak berlangsung seimbang. Take and give artinya Anda tidak harus selalu menjadi pihak yang berkorban ataupun selalu menjadi pihak yang tidak pernah mau berusaha atau berinvestasi di dalam hubungan. Apabila Anda seringkali merasakan kesulitan atau gagal membangun hubungan yang sehat dengan teman atau pasangan, mungkin berkonsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
PERNAHKAH kamu mendengar istilah take and give? Istilah ini semacam konsep dalam menjalin hubungan yang seimbang. Apabila seseorang memberi, maka ia harus menerima imbalannya. Mungkin take and give akan terdengar lebih halus dibandingkan ungkapan tak ada yang gratis di dunia ini, semuanya harus di bayar!â Begitulah kira-kira. Lalu, apakah dalam Islam konsep hubungan yang seimbang itu harus memakai rumus take and give? Coba kita lihat konsep infakâ dan shadaqahâ dalam Islam. Apakah si penerima infak harus membayar dengan sesuatu? Tentu tidak. Apakah si pemberi infak akan rugi jika hanya memberi tanpa menerima apapun? Kita semua tahu jawabannya. Saling memberi sangat dianjurkan dalam Islam. Tetapi saling mengharap imbalan dalam pemberian bukanlah ajaran Islam. Mungkin kita masih ingat hadis tentang memberi hadiah. âSaling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.â HR. Al-Bukhari Tentu saja saling memberi hadiah juga ada batasan syariâahnya. Tidak semua pemberian itu baik dan boleh di terima. Pemberian yang bersifat sogokan atau semacamnya adalah haram. Seperti dalam kisah Nabi sulaiman AS dalam An-Naml 35-36. Nabi Sulaiman menolak hadiah dari Ratu Bilqis ketika sang Nabi mendakwahkan Islam kepada kerajaan Ratu Sabaâ. Hadiah itu di maksudkan untuk menolak ajaran sang Nabi, agar mereka tetap menyembah matahari. Begitulah indahnya hubungan yang dibangun karena Allah. Bukan karena ada maunya. Tak akan pernah ada kekecewaan karena tak pernah mengharapkan. Bukankah hal yang membuat kita kecewa adalah sebuah pengharapan yang tidak terpenuhi? Lalu, apa yang akan membuat kita kecewa jika tak pernah sekalipun berharap?[Nur Halimah]. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. JernihBerkomentar
ï»żKalian sering mendengar tentang konsep âtake and giveâ kan? Beberapa waktu lalu saya juga terlibat perbincangan mengenai ini dengan sahabat saya. Menurutnya hubungan haruslah âtake and giveâ agar seimbang, katanya. Saya yakin banyak juga yang mengiyakan apa pendapatnya. Saya pun dulu mengira demikian. Take and give menjadi wajar dalam suatu hubungan. Hubungan apa saja, entah dengan pasangan, orang tua, sahabat, dalam pekerjaan ataupun yang lainnya. Namun seiring waktu, saya belajar..nampaknya âtake and giveâ menjadi semakin terlalu memberatkan. Kemudian saya belajar untuk bergeser ke dalam konsep âGive and Giveâ âOh iya iya..kamu kan udah nggak butuh âtakeâ lagi ya? â kilah sahabat saya. Nggak begitu juga sih, hanya saja..memberi dengan rumusan memberi dan harus menerima nampaknya menjadi semakin berat. Bukahlah lebih ringan bila bergeser menjadi memberi dan memberi, tak perlu tanpa banyak memikirkan tentang harus menerima. Menurut saya, ada perbedaan fundamental di antara keduanya. Mungkin perbedaan itu terletak pada niat. Niat dalam hati, jarang sekali kita meneliti niat-niat dalam hati kita pada apa yang kita kerjakan, apa yang kita berikan. Padahal niat, yang tersembunyi itu, seringkali menjadi landasan mengapa kita berbuat sesuatu. Memberi dengan berharap menerima, bukankah menjadi begitu memberatkan? âIf all your âgivingâ is about âgettingâ think how fearful you will become?â Susan Jeffers Jika kita memberikan sesuatu, dengan harapan dapat menerima..bayangkan betapa diri menjadi dihinggapi banyak kecemasan, banyak pengharapan, dan banyak kekecewaan ketika yang terjadi tidak sesuai dengan harapmu. Sedangkan memberi dengan sekedar memberi karena kasih, bukankah terasa makin meringankan? Ini bukan bahasan tentang sok mulia atau sebagainya. Ini soal ketentraman jiwa. Bukankah dengan memberi saja tanpa harap menerima membuat perasaan kita menjadi semakin baik dan semakin bahagia? Sesederhana itu sebenarnya. Saya jadi ingat saat mendengarkan sebuah ceramah tahun lalu tentang zakat, tentang memberikan sebagian rizki kita. Baru kala itu saya mendengar sebuah pernyataan yang tak biasa saya dengarkan mengenai ceramah-ceramah zakat. Dulu sering kali saya mendengar ceramah seperti misalnya Zakat itu bisa melancarkan rejeki, mana ada kau lihat orang zakat atau memberi lalu jadi bangkrut? Atau kalau sedekah sekian bisa lekas kaya, bisa cepat dapat jodoh..bla bla..bla.. Lalu kita memberi ataupun berbuat baik karena ada iming iming belaka? Ah, bukankah sering kalian mendengar kalimat-kalimat seperti di atas itu? âManfaat zakat yang utama itu menentramkan hati,â saya masih ingat kalimat itu diucapkan saat ceramah. Nyes rasanya, kenapa jarang sekali yang menyentuh sisi ini? Memberikan sesuatu ternyata pada dasarnya membuat diri menjadi semakin bahagia. Semakin ringan, dan semakin tentram. Memberi dalam hal ini bukan hanya memberikan barang, uang atau materi, tapi juga memberikan waktu, informasi, perhatian, kasih sayang. When you give from a place of love, rather than from a place of expectation. More usually comes back to us than we could ever have imagined Susan Jeffers Yah, walaupun seringkali dengan memberi kita menerima jauh..jauh lebih banyak daripada apa yang kita berikan, namun rasanya akan lebih meringankan dan menentramkan bila memberi tanpa pengharapan. âNggak fair dong, misal dalam hubungan..rasanya kita tuh kasih..kasih terus. Memberikan banyak kompromi, kasih perhatian..kasih hadiah bla..bla..tapi dianya kayak nggak tau terimakasih. Dianya nggak berubah juga.â Mungkin ada ya yang selintasan berpikir demikian. Atau mengalami hal yang demikian. Menurut saya sih, memberi itu satu hal..kemudian bagaimana engkau memutuskan perlakuan ataupun keputusan pada orang lain itu sepenuhnya adalah hal yang lain lagi. Ada pertimbangan, ada logika, ada nurani. Dan itu terserah bagaimana pilihan pilihan yang kamu ambil. Hubungan bukan bisnis sih, kalau menurut saya. Well, kadang mungkin konsep ini terlihat sok baik dan sok polos..padahal sih intinya cuma ingin membuat diri lebih ringan dan lebih tentram. Saya pun masih belajar, kadang konsep masih hanya dalam tataran konsep, sedangkan praktiknya masih tersuruk suruk. Namun bukankah yang terpenting kita belajar dan terus berjalan? Mari. Glasgow menjelang maghrib di musim gugur. Dengan kadar rindu yang agak terlalu. 3 Okt 2015.
give and give bukan take and give